Apa Perbedaan Antara Kapur & Semen?
Komposisi beton menentukan kekuatannya.
Kapur telah digunakan dalam konstruksi selama ribuan tahun, dan dapat digunakan sebagai mortar yang kuat dan tahan lama yang meningkatkan rumah dan mengurangi dampak lingkungan. Namun, semen mungkin diperlukan untuk situasi di mana waktu perawatan adalah yang terpenting. Aplikasi beton seringkali menyertakan semen dan kapur untuk memanfaatkan sifat-sifat khusus masing-masing.
Komposisi kimia
Kapur diproduksi dari batu kapur alami dengan membakar batu di tempat pembakaran sampai hanya kapur kapur - kalsium oksida - yang tertinggal. Quicklime kemudian dicampur dengan sejumlah kecil air untuk membuat kapur terhidrasi, yang dapat dimasukkan dalam semen atau dicampur dengan air untuk digunakan sebagai mortar. Jeruk nipis mengeras dengan perlahan menyerap karbon dioksida dan kembali ke batu kapur seiring waktu. Semen terdiri dari senyawa yang mengandung silika sangat reaktif - ketika dicampur dengan air, mereka mengeras dengan cepat.
Properti fisik
Jeruk nipis mengeras jauh lebih lambat daripada mortar yang mengandung semen, membuatnya jauh lebih bisa diterapkan. Jeruk nipis juga kurang rapuh dan tidak mudah retak, dan area retak mana pun dapat menyerap karbon dioksida dan memperbaiki dari waktu ke waktu. Semen mengeras dengan sangat cepat, tetapi mungkin terlalu kuat untuk beberapa aplikasi, mis., Bekerja dengan batu bata lama. Semen juga rentan retak saat struktur mengendap, dan pada akhirnya mungkin membutuhkan perbaikan.
Penghalang Uap
Jeruk nipis juga bisa bernapas, memungkinkan uap melewatinya, yang dapat mengurangi kelembaban dan meningkatkan lingkungan rumah. Semen menciptakan penghalang tahan air yang tidak memungkinkan uap keluar, dan dapat menyerap air, menyebabkan kelembaban menumpuk - terutama di ruang bawah tanah.
Masalah Lingkungan
Produksi kapur menghasilkan pelepasan karbon dioksida ke atmosfer, tetapi mortar kapur menyerap karbon dioksida dari atmosfer selama masa hidupnya. Akibatnya, mortar kapur dianggap oleh para pencinta lingkungan sebagai "karbon netral." Sebaliknya, semen produksi berkontribusi besar terhadap pemanasan global, karena sejumlah besar karbon dioksida dilepaskan selama itu produksi.